1. Pada bulan Ramadhan tidak
sedikit orang yang membuat berbagai variasi pada menu makanan dan
minuman mereka. Walaupun hal itu diperbolehkan, tetapi tidak dibenarkan
israf (erlebih-lebihan) dan melampaui batas. Justeru seharusnya adalah
menyederhanakan makanan dan minuman. Allah Ta ‘ala berfirman :
“Makan
dan minumlah dan janganlah kalian berbuat israf (berlebih-lebihan),
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat israf. ”
(Al-A’raaf: 31),
Ayat
ini termasuk pangkal ilmu kedokteran. Sebagian salaf berkomentar:
“Allah mengklasifikasikan seluruh ilmu kedokteran hanya dalam setengah
ayat,” lantas membacakan ayat ini. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 2/210.)
Ayat
ini menganjurkan makan dan minum yang merupakan penopang utama bagi
kelangsungan hidup seseorang, kemudian melarang berlebih-lebihan dalam
hal tersebut karena dapat membahayakan tubuh. Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Makanlah,
minumlah, berpakaianlah dan bersedekahlah tanpa disertai dengan
berlebih-lebihan dan kesombongan. ” (HR. Abu Daud dan Ahmad, Al-Bukhari
meriwayatkannya secara mu’allaq)
Nabi shallallahu halaihi wasallam bersabda lagi :
‘Tiada
tempat yang lebih buruk, yang dipenuhi anak Adam daripada perutnya,
cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat menopang tulang
punggungnya (penyambung hidupnya) jika hal itu tidak bisa dihindari maka
masing-masing sepertiga bagian untuk makanannya, minumnya dan nafasnya.
” (HR. Ahmad, An-Nasaa’i, Ibnu Majah dan At-Tfrmidzi, beliau
berkomentar: Hadits ini Hasan, dan hadits ini merupakan dasar utama bagi
semua dasar ilmu kedokteran). (Lihat Al Majmu’atul Jalilah, hlm. 452.)
Malik
bin Dinar radhiallahu’anhu berkata: “Tidak pantas bagi seorang mukmin
menjadikan perutnya sebagai tujuan utama, dan nafsu syahwat
mengendalikan dirinya.”
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata: “Jika Anda menghendaki badan sehat dan tidur sedikit, maka makanlah sedikit saja.”
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sungguh,
di antara yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian adalah
nafsu yang menyesatkan dalam perut dan kemaluanmu serta hal-hal yang
dapat menyesatkan hawa nafsu. ” (HR.Ahmad).
Ketahuilah,
bahwa dampak teringan akibat berlebih-lebihan dalam makan dan minum
adalah banyak tidur dan malas melaksanakan shalat tarawih serta membaca
Al-Qur’an, baik di waktu malam atau di siang hari. Barangsiapa yang
banyak makan dan minumnya, maka akan banyak tidurnya sehingga tidak
sedikit kerugian yang menimpanya.
Karena
ia telah menyia-nyiakan detik-detik Ramadhan yang mulia dan sangat
berharga yang tidak dapat digantikan dengan waktu lain serta tidak ada
yang menyamainya. Ketahuilah bahwa waktumu terbatas dan detak nafasmu
terkalkulasi rapi, sedangkan dirimu nanti akan dimintai
pertanggungjawaban atas waktumu, dan kamu akan diganjar atas perbuatan
yang kamu lakukan di dalamnya. Maka janganlah sekali-kali kamu
menyia-nyiakannya tanpa amal perbuatan dan jangan kamu biarkan umurmu
pergi percuma, terutama pada bulan dan musim yang mulia dan agung ini.
2.
Jika diperhatikan, banyak manusia yang menghabiskan siang hari di bulan
Ramadhan hanya untuk tidur mendengkur, sementara malamnya mereka
habiskan untuk mengobrol dan bermain-main, sehingga mereka tidak
merasakan puasa sedikit pun bahkan tidak sedikit yang meninggalkan
shalat berjamaah -semoga Allah menunjukinya. Hal ini mengandung bahaya
dan kerugian yang sangat besar bagi mereka, karena Ramadhan adalah musim
segala ibadah seperti melaksanakan shalat, puasa, membaca Al-Qur’an,
dzikir, berdo’a dan mohon ampunan.
Ramadhan
merupakan bilangan hari, yang berlalu dengan cepat dan menjadi saksi
ketaatan bagi orang-orang yang taat, sekaligus sebagai saksi bagi para
tukang maksiat atas semua perbuatan maksiatnya.
Seyogyanya
setiap muslim selalu memanfaatkan waktunya dalam hal-hal yang berguna,
janganlah memperbanyak makan di malam hari dan tidur di slang hari,
jangan pula menyia-nyiakan sedikit pun waktunya tanpa berbuat amal
shalih atau mendekatkan diri kepada Tuhannya.
Diriwayatkan
dari Hasan Al-Bashri rahimahullah, bahwasanya ia berkata: “Sesungguhnya
Allah Ta’ala menjadikan bulan Ramadhan sebagai saat untuk
berlomba-lomba dalam amal kebajikan dan bersaing dalam melakukan amal
shalih. Maka satu kaum mendahului lainnya dan mereka menang, sedangkan
yang lain terlambat dan mereka pun kecewa.”
Ketahuilah
bahwa siang dan malam hari itu merupakan gudang bagi manusia yang sarat
dengan simpanan amal baik atau buruknya. Kelak pada hari Kiamat akan
dibuka gudang ini untuk (diperlihatkan dan diserahkan kepada)
pemiliknya. Orang-orang yang bertakwa akan mendapati simpanan mereka
berupa penghargaan dan kemuliaan, sedangkan orang-orang pendosa yang
menyia-nyiakan waktunya akan mendapatkan kerugian dan penyesalan.
3.
Sebagian orang malah begadang sepanjang malam, yang hal tersebut hanya
membawa dampak negatif, baik berupa obrolan kosong, permainan yang tidak
ada manfaatnya ataupun keluyuran di jalanan.
Mereka
makan sahur di pertengahan malam dan tertidur sehingga tidak
melaksanakan shalat Shubuh berjamaah. Dalam hal inl banyak hal-hal yang
dilarang, di antaranya adalah:
- Begadang
tanpa manfaat, padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sangat
membenci tidur sebelum shalat Isya’ dan berbicara sesudahnya, kecuali
dalam hal-hal yang baik, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat
Ibnu Mas’ud : “Tidak diperkenankan bercakap-cakap di malam hari
kecuali bagi orang yang sedang mengerjakan shalat atau sedang bepergian.
” (HR. Ahmad, As-Suyuti menandainya sebagai hadits hasan).
- Tersia-siakannya waktu yang amat mahal di bulan Ramadhan dengan percuma, padahal manusia akan merugi sekali dari setiap waktunya yang berlalu tanpa diisi dengan dzikir sedikit pun kepada Allah.
- Mendahulukan sahur sebelum saat yang dianjurkan dan disunnahkan yakni di akhir malam sebelum fajar.
- Dan musibah terbesar adalah ia tertidur hingga meninggalkan shalat Shubuh tepat pada waktunya dengan berjamaah, padahal pahalanya sebanding dengan melaksanakan shalat separuh malam bahkan semalam suntuk, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Utsman radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa
mendirikan shalat Isya’ dengan berjamaah; maka ia bagaikan melaksanakan
shalat separuh malam; dan barangsiapa shalat shubuh berjamaah maka ia
bagaikan shalat semalam suntuk. ” (HR. Muslim).
Oleh
karena itu, mereka yang selalu mengakhirkan shalat dan bermalas-malasan
dalam melaksanakannya serta menghalangi dirinya sendiri dari keutamaan
dan pahala shalat berjamaah yang agung berarti memiliki sifat-sifat
orang munafik.
Allah Ta ‘ala berfirman :
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka; Dan apabila mereka mendirikan shalat mereka mendirikannya dengan
malas.” ( An-Nisaa’: 142).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya
shalat yang terberat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya’ dan
Shubuh, jika mereka mengetahui pahalanya, niscaya mereka mendatanginya
kendatipun dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Maka
sudah selayaknya -terutama di bulan Ramadhan- setiap muslim segera
tidur setelah melaksanakan shalat tarawih, dan secepatnya bangun di
akhir malam, kemudian shalat malam dan menyibukkan diri dengan dzikir,
do’a, istighfar dan taubat sebelum dan seusai sahur hingga shalat fajar.
Tetapi
lebih utama lagi jika ia habiskan malam harinya dengan membaca dan
mempelajari Al-Qur’an, sebagaimana yang telah dilakukan Nabi shallallahu
a’alaihi wasallam bersama Jibril ‘alaihis salam.
Allah Ta’ala memuji dan menyanjung orang-orang yang memohon ampunan di akhir malam, sebagaimana dalam firman-Nya :
“Mereka
sedikit sekali ridur di malam hari, dan di akhir-akhir malam mereka
memohon ampunan kepada Allah). ” (Adz-Dzaariyaat:17-l8).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Allah
Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam sewaktu malam tinggal
sepertiga bagian akhir, lantas berfirman, ‘Barangsiapa berdo’a akan Aku
kabulkan. Barangsiapa yang memohon pasti Aku perkenankan. Barangsiapa
minta ampun niscaya Aku mengampuninya, hingga terbit fajar. ” (HR.
Muslim)
Maka
sudah sepantasnya bagi setiap muslim yang selalu berharap rahmat
Tuhannya dan takut terhadap siksaNya- memanfaatkan kesempatan penting
ini, dengan berdo’a dan mohon ampun kepada Allah untuk dirinya, kedua
orang tuanya, anak-anaknya, segenap kaum muslimin dan para penguasanya.
Memohon ampun dan bertaubat kepada Allah di setiap malam bulan Ramadhan
dan di setiap saat dari umurnya yang terbatas sebelum maut menjemput,
amal perbuatan terputus dan penyesalan berkepanjangan. Allah Ta’ala
berfirman :
“Dan bertaubatlah kalian semua orang-orang yang beuiman supaya kalian beruntung.” (An-Nuur: 31),
Ya Allah terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang.
Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan ke haribaan Nabi Muhammad, segenap keluarga dan para sahabatnya.
0 komentar:
Posting Komentar